Kamis, 24 Mei 2012

Mengatasi Hati yang Gundah

Bismillahirahmannirahim,

Rasulullah SAW bersabda :

“Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya; jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).

>> “Mintalah pendapat kepada hatimu . Kebaikan adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang membenarkanmu.” (H.R Imam Ahmad bin Hambal dan Iman Ad-Darani)

Kegundahan hati yang disebabkan oleh problematika hidup yang penuh dengan konflik, persoalan-persoalan, keinginan-keinginan duniawi kita dan segala macam tantangan, bisa menyebabkan hati kehilangan cahaya-Nya sehingga perlu segera ditemukan terapinya. Allah yang Maha Ar-Rahman dan Ar-Rahim telah memberikan solusi-solusi kegundahan hati dengan obat mujarab yaitu ayat-ayat dalam Al-Quran. Salah satu firman-Nya yang artinya:

>> “Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Ibrahim: 1)

Sahabat,
Temukanlah obatnya, yakni bacalah terus Al Qur'an .
Bacalah , dan bacalah Al Qur'an dengan berterusan .. Tumpahkan kegelisahan jiwamu pada Rabb mu .. letakkan jiwamu penuh keikhlasan ... maka akan engkau dapatkan hatimu kembali tenteram atas pertolongan Rabb ..

Kenapa saya diuji seperti ini? Sebenarnya jawaban pertanyaan ini sudah ada di Al Quran di Surah Al-Ankabut ayat 2-3:

>> “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) hanya dengan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia pasti mengetahui orang-orang yang dusta.”

Ujian bisa jadi sebagai sarana untuk meningkatkan iman kita atau sebagai penggugur dosa-dosa kita. Nabi Muhammad صلی الله علیﻪ و سلم bersabda:

>> “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat keimanan yang lebih tinggi.

>> “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (Al Baqarah {2} 286).

Berprasangka baik terhadap Allah Subhana Wa Ta'ala

Sahabat, memang tidak mudah menerima kenyataan, khususnya yang tidak sesuai dengan keinginan kita atau yang kita rasakan berat dan pahit. Cuma kalau kita pikir-pikir, diterima atau tidak, takdir dan ketentuan Allah tetap berlaku. Tidak ada yang bisa kita lakukan selain menerima dan menghadapi kenyataan serta berserah diri kepada Allah dan mengembalikan semua kejadian kepada Penguasa setiap kejadian atau dengan kata lain bertawakkal kepada Allah سبحانا وتعاﱃ. Ingatlah, bahwa Allah tidak akan pernah membebani kita melebihi kemampuan kita.

Dan kita harus yakin bahwa Allah tidak pernah menyulitkan hamba-Nya dan tidak pernah membuat Hamba-Nya menderita, pasti ada maksud lain yang ingin Dia sampaikan dibalik ujian yang diberikan dan pasti ada hikmah yang tersembunyi yang kadang butuh waktu bagi kita untuk mengurai hikmah dan memahaminya.

>> “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al Baqarah {2} : 216).

>> “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’ (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali pada-Nya. ” (Al Baqarah {2} : 45-46).

Wallahu a'lam bishawab,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar