Fakta, umat Islam di masa sekarang berada
pada salah satu masa terburuknya sejak cahaya Islam muncul di Makkah dan
benderang di Madinah. Keadaan umat Islam sekarang lebih buruk daripada
masa-masa suram ketika bangsa Mongol menghancurkan Baghdad, membunuh
khalifah dan menjadikan jalanan Baghdad basah oleh darah umat Islam.
Masa itu memang merupakan masa yang sangat suram bagi umat Islam, namun
kondisi umat Islam sekarang lebih buruk dari masa tersebut.
Saat itu, Baghdad menjadi lautan darah.
Saat ini, bukan cuma Baghdad yang bermandikan darah dan porak-poranda,
tapi juga Bashrah, Yerusalem, Ghaza, Kabul, Islamabad, Kashmir dan
kota-kota Islam lainnya. Saat itu, khalifah terbunuh oleh pasukan
Mongol. Sekarang, umat Islam telah hidup puluhan tahun tanpa khalifah,
tanpa imam bagi seluruh umat Islam, padahal semua ulama, mutaqaddimin
dan mutaakhkhirin –kecuali ulama su’-, bersepakat bahwa mengangkat
seorang imam atau khalifah bagi seluruh umat Islam merupakan kewajiban
yang dibebankan di setiap pundak umat Islam.
Dan fitnah terbesar umat Islam di masa ini
adalah ketika sebagian besar umat Islam tidak menyadari kondisi mereka
sebenar-benarnya. Mereka sekarang tak peduli lagi dengan Islam dan
peradabannya dan lebih mengagungkan peradaban barat yang sekuler bahkan
anti tuhan. Mereka menganggap Islam sama dengan agama-agama lain, hanya
mengatur aspek-aspek spiritual saja, dan tak punya aturan dalam
kehidupan masyarakat, tak punya tuntunan dalam bidang sosial, budaya,
pendidikan, ekonomi, politik dan pemerintahan. Umat Islam sekarang
senang mendengar ceramah dan khutbah yang menganjurkan sedekah dan
sabar, namun ‘sakit telinga’ ketika mendengar da’i yang menyerukan
penerapan Islam secara kaffah.
Umat Islam sekarang dengan ‘senang hati’
terlibat dalam aktivitas riba bunga bank, muamalah batil ala asuransi,
pakaian setengah telanjang ala Britney Spears dan pergaulan bebas ala
Justin Bieber, sebaliknya mereka ‘anti dan alergi’ terhadap celana
cingkrang, wajah yang jenggotan, muslimah yang berjilbab (baju kurung)
dan berkerudung menutupi seluruh auratnya, mirip teroris kata mereka.
Umat
Islam sekarang bahkan tak tahu siapa kawan siapa lawan. Buktinya, ketika
sebagian umat Islam beserta ulama yang ‘telah tercerahkan’ mengajak
mereka untuk sama-sama menolak kedatangan Obama ke Indonesia beberapa
waktu yang lalu, rame-rame mereka menuduh para da’i ikhlas ini sebagai
orang yang tak tahu menghormati tamu dan terlalu bersuuzhzhon. Mereka
rame-rame mengejek para da’i yang mengajak mereka pada kebenaran,
sedangkan Obama, sang musuh Islam, musang berbulu domba, pembawa misi
penjajahan, mereka agung-agungkan bak Nabi saja layaknya.
Lihatlah umat Islam sekarang ini. Perzinaan
merajalela, judi menjadi-jadi, minum khamr jadi kegemaran, suap-menyuap
hal biasa, malah yang taat kepada Allah dianggap hina. Saksikanlah,
seorang artis pezina tetap dipuja-puja bahkan didukung oleh masyarakat
banyak –terutama kalangan remaja- dan para artis, mereka meminta artis
pezina tersebut dibebaskan dari ancaman hukuman dan dipulihkan nama
baiknya. Saksikanlah juga artis wanita pasangan zinanya, baik yang sudah
punya suami dan yang belum, mereka hanya menjadi saksi atas kejahatan
yang mereka lakukan dan mereka akui sendiri. Bandingkanlah dengan yang
terjadi pada seorang ustadz yang ditinggalkan jamaah pengajiannya dan
dikecam dimana-mana hanya karena ustadz tersebut menikah lagi secara
syar’i. Bandingkanlah wahai orang-orang yang berakal!
Ingatlah wahai seluruh umat Islam, jika
standar hidup diserahkan pada manusia, maka kekacauan yang akan terjadi.
Jika tolok ukur benar-salah tergantung hawa nafsu, maka kezaliman yang
akan merajalela. Hanya Islamlah solusi bagi semua permasalahan umat ini.
Mari kembali kepada Islam, secara kaffah, jangan setengah-setengah.
Mari kita sama-sama renungi ayat-ayat al-Qur’an berikut ini:
Ayat Pertama:
ولو أن أهل القرى ءامنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذنـهم بما كنوا يكسبون
Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (TQS. Al-A’raf: 96)
Ayat ini menunjukkan dua akibat berbeda,
berkah dari langit dan bumi jika penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa serta siksa jika penduduk negeri-negeri mendustakan ayat-ayat
Allah ta’ala. Semoga kita termasuk orang-orang yang beriman dan bertakwa
kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Ayat Kedua:
واتقوا فتنة لا تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة ، واعلموا أن الله شديد العقاب
Artinya: “Dan peliharalah diri kalian
dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di
antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (TQS. Al-Anfal: 25)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah ‘azza wa
jalla akan menimpakan siksaan bagi umat manusia secara umum, baik
terhadap orang-orang yang zalim maupun terhadap yang taat. Kondisi ini
terjadi ketika kemaksiatan telah nampak nyata dan kemungkaran telah
merajalela serta tidak ada upaya yang cukup untuk melakukan perubahan
terhadap kemaksiatan dan kemungkaran tersebut oleh orang-orang yang
taat. Semoga ancaman ayat ini tidak menimpa kita, na’udzubillah min
dzalik.
Ayat Ketiga:
ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون
Artinya: “Telah tampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan manusia,
supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (TQS. Ar-Rum: 41)
Kata al-fasad menunjukkan
kerusakan secara umum, baik kerusakan alam, moral, kerusakan di bidang
sosial, budaya, pendidikan, ekonomi dan politik. Kerusakan-kerusakan
tersebut menurut ayat ini disebabkan oleh kemaksiatan yang dilakukan
oleh manusia.
Ayat Keempat:
وكأين من قرية عتت عن أمر ربها ورسله فحاسبنها حسابا شديدا وعذبنها عذابا نكرا
Artinya: “Dan berapalah banyaknya
(penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan
Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang
keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.” (TQS. Ath-Thalaq:
Kata hisaban syadidan menunjukkan azab di dunia, sedangkan kata ‘adzaban nukran menunjukkan siksa di akhirat. Ini merupakan ancaman bagi ahli maksiat, pendurhaka perintah Tuhan dan Rasul-Nya. Na’udzubillah tsumma na’udzubillahi min dzalik.
Saudaraku sesama muslim, jika Anda ingin mengecek kebenaran syarah
(penjelasan) saya terhadap ayat-ayat diatas, silakan cek di kitab-kitab
tafsir mu’tabar. Ayat-ayat diatas merupakan peringatan Allah yang
sangat jelas kepada kita semua, agar kita tak coba-coba untuk bermaksiat
kepada-Nya dan menentang perintah-Nya. Allah telah menyiapkan azab di
dunia dan di akhirat bagi ahli maksiat yang senang berlumur dosa dan
para penentang ayat-ayat-Nya. Hanya kepada-Nya kita bermohon keselamatan
dan perlindungan dari azab dunia dan azab yang sangat pedih di akhirat.
sumber : http://abufurqan.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar